pranala.co – Keseriusan Bontang dalam membangun jati diri sebagai kota pariwisata, dilihatkan Dispopar Bontang dalam mengumpulkan seluruh pelaku wisata, di Lembah Permai, Kelurahan Belimbing, Kecamatan Bontang Barat, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Selasa (22/11/2022).
Mulai dari pemerintah, komunitas, pengusaha, hingga awak media sengaja diundang ke acara ‘Coffee Morning Silaturahmi’ berdiskusi soal wajah pariwisata di Bontang.
Dari keluhan soal standar protokol kebersihan objek wisata, hingga strategi promosi wisata dibahas dalam diskusi selama hampir 5 jam tersebut.
Kepala Dispopar Bontang Ahmad Aznem, menyatakan penggalangan pendapat ini merupakan agenda wajib yang harus dilakukan di masa pemerintahan saat ini. Metode itu dianggap menjadi batu loncatan demi mewujudkan kemandirian ekonomi di sektor pariwisata.
“Forum yang seperti ini yang penting. Sengaja tidak terlalu formal. Format diskusi warung kopi aja. Tapi dari sini kita punya gambaran arah pariwisata Bontang ke depan,” kata Aznem sapaan dia.
Pada 2023 mendatang, wujud pariwisata Bontang ditargetkan bakal nampak dalam bentuk program yang sifatnya berkelanjutan. ‘Bahan bakar’ dari program tersebut ialah semangat pariwisata dari stakeholder. Diantaranya, Masyarakat Sadar Wisata (Masata), PHRI, HPI, Asmami, Asita, ATB, Adibon, dan stakeholder lainnya.
Ambisi tersebut berjalan beriringan dengan semangat Bontang yang bakal menjadi daerah penyanggah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Karena berbatasan persis dengan Kukar dan Samarinda.
“Kita harus menyiapkan diri. Buat orang-orang di IKN yang sibuk bekerja. Ketika mereka mau liburan. Pilihannya ya Bontang,” kata dia.
Langkah pertama pemerintah. Yakni menyiapkan event yang terisi di setiap bulan selama satu tahun. Tak main-main. Dispopar Bontang merancang 77 event.
Namun rangakaian event tersebut masih akan dibahas dalam asistensi dengan bagian hukum pemerintahan. Selain itu, masih mematangkan jadwal. Agar tak terjadi tabrakan event di pekan yang sama.
“Kita enggak mau terjadi lagi kejadian kemarin. Ada 4 event dalam seminggu. Bunyinya hampir sama. Jadi pematangan jadwal penting juga,” ujarnya.
Sementara, Ketua Asosiasi Travel Bontang (ATB) Mbah Suro mengatakan seluruh pelaku wisata mesti bangun kesadaran untuk membangun pariwisata di Bontang.
Pihak travel yang kerap dijadikan pilihan wisatawan lokal maupun mancanegara sebagai sumber informasi terkait objek wisata, bersedia menjadi mitra pemerintah dalam membangun citra Bontang sebagai kota pariwisata.
Dengan catatan, setiap pihak mau bekerjasama untuk saling memberikan keuntungan. Dia menyebutnya sebagai simbiosis mutualisme. Sehingga tidak ada pihak yang tidak kebagian jatah menggali keuntungan dalam sektor pariwisata.
“Pemerintah dan pelaku wisata lainnya harus komitmen bangun wisata. Agar bisa sama-sama sejahtera,” tegas dia. (*)
Discussion about this post