PRANALA.CO, Bontang – Kehidupan di balik jeruji besi tak sepenuhnya gratis. Meskipun negara menanggung biaya hidup para warga binaan, keterbatasan anggaran kerap menjadi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar mereka.
Pada tahun 2025, kebijakan efisiensi anggaran menjadi perhatian utama di berbagai kementerian dan lembaga, termasuk di lingkungan lembaga pemasyarakatan. Hal ini berimbas langsung pada kesejahteraan para narapidana dan tahanan di Lapas Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim).
Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Kasi Binadik) Lapas Bontang, Riza Mardani, mengungkapkan bahwa anggaran makan bagi setiap warga binaan ditetapkan sebesar Rp24 ribu per hari. Jumlah tersebut harus mencakup tiga kali makan, yang berarti setiap porsinya hanya bernilai sekitar Rp8.000.
“Biaya makan, obat-obatan, hingga pakaian seragam memang ditanggung negara, tetapi jumlah napi dan tahanan yang terus meningkat sering kali tidak sebanding dengan anggaran yang tersedia,” ujar Riza, Rabu (3/4/2025).
Selain makanan, alokasi anggaran untuk kesehatan warga binaan juga terbatas. Riza menyebut bahwa setiap warga binaan hanya mendapat anggaran sekira Rp5 ribu per bulan untuk obat-obatan. Jumlah ini tentu sangat minim, terutama bagi mereka yang membutuhkan perawatan medis khusus.
Menurutnya, keterbatasan anggaran ini menjadi tantangan besar bagi administrasi lapas dalam mengelola kebutuhan dasar warga binaan. Tidak jarang pihak lapas harus mencari solusi alternatif agar layanan bagi penghuni tetap berjalan dengan baik.
“Kalau untuk lebih rincinya bisa langsung ke bagian administrasi,” pungkasnya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post