PEMPROV Kaltim lewat Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana bangun Bendung Gerak di Kota Bontang.
Bendung gerak yang diprediksi berkapasitas 50 liter per detik itu bakal menjadi tambahan sumber air baku warga Bontang. Bendung yang dibangun di aliran Sungai Bontang itu bakal didanai provinsi dengan rancangan anggaran selama 3 tahun; 2024, 2025, dan 2026.
“Prosesnya kami sedang menysun Detail Engineering Design (DED) Bendung Gerak,” Kepala Perencanaan Sumber Daya Air Dinas PUP Kaltim, Muhammad Zuraini Ikhsan.
Dilanjutkan Zuraini, proyek bendungan ini pun sudah masuk Rancangan Pembangunan Daerah alias RDP. “Kalau kontraknya belum tahu, tapi anggarannya dirancang 2024-2026,” lanjut Ikhsan.
Berdasarkan hasil kajian yang pihaknya lakukan, Bendung Gerak diprediksi bakal memproduksi air sekira 50 liter per detik. Itu hanya mengandalkan debit andalan Sungai Bontang.
Bendung itu akan ditempatkan di aliran Sungai Bontang, namun hingga kini lokasi persis belum ditentukan. Rancangan anggaran biaya (RAB) hingga penentuan lokasi baru bisa dipastikan usai rancangan DED yang diprediksi rampung November 2023. Soalnya lokasi, pihaknya masih mencari tempat. Pemprov berupaya tidak jauh dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Bontang Lestari.
Iksan mengatakan, pemerintah cukup mengupayakan pembangunan Bendung Gerak ini. Pasalnya, Bontang menjadi salah satu daerah di Kaltim yang terancam krisis air. Sementara kota berjuluk Taman itu selama ini hanya menggantungkan sumber air baku dari air bawah tanah (deep well).
“Kalau berhasil, ini perdana Bontang bisa pakai air permukaan. Selama ini kan pakai air bawah tanah,” katanya.
Dirinya optimistis Bendung Gerak ini bisa terealisasi. Sebab, potensi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang nantinya dimanfaatkann cukup tinggi. Bahkan Iksan menyebut DAS Sungai Bontang serupa DAS Manggar Balikpapan.
Pembedanya, di Balikpapan mengandalkan bendungan, sementara di Bontang mengandalkan penampungan besar di sungai dengan panjang sekira 1 sampai 1,5 kilometer.
Kapasitas Bendung Gerak memang belum memenuhi kebutuhan air baku di Bontang. Menurut catatan PUPR Kaltim, kebutuhan air baku di Bontang mencapai 300 liter per detik. Bendung Gerak hanya menjadi menjadi tambahan, sembari pemerintah menggodok opsi lain.
Adapun, opsi lain yang juga digodok Pemrov Kaltim di antaranya Bendungan Marangkayu, dan air di bekas galian tambang batu bara IMM. (*)
Discussion about this post