SOSOK Hadi Pranoto akhirnya menjawab hebohnya video di media sosial pada kanal YouTube milik musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji dalam wawancara pada 31 Juli 2020. Klaim obat anti Covid-19 yang diceritakan Hadi Pranoto dalam video itu dinilai tak berdasar uji klinis. Latar belakangnya sebagai dokter dan profesor juga tak terdaftar dalam daftar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau daftar para ilmuwan di Indonesia.
Ternyata itu semua benar. Hadi Pranoto mengakui bahwa dirinya memang bukan dokter atau profesor. Itu hanya sebutan dari teman-temannya. Hadi mengklaim teman-temannya selama ini kagum atas dirinya sebagai anak bangsa yang bisa menjadi penemu.
“Kami juga sudah sampaikan pada IDI bahwa kalau di database nama saya pasti tidak ada. Karena saya bukan dokter, dan saya tak ada hubungan dengan atau kerja sama dengan IDI,” tegasnya, Senin (3/8).
“Saya tak pernah declare diri saya seorang dokter atau seorang profesor. Itu kan panggilan kesayangan teman-teman saya karena merasa bangga ada anak bangsa, orang kecil, bisa menemukan suatu herbal yang bermanfaat untuk pengobatan Covid-19,” ujarnya.
Hadi menilai latar belakang bukanlah hal yang penting dalam menemukan obat Covid-19. Anak bangsa siapapun boleh-boleh saja dan harus didukung. “Saya tak mau membahas masalah background saya, saya mau membahas bagaimana herbal ini bisa bermanfaat untuk menyembuhkan Covid-19. Saya tak mau membahas itu, itu kan nanti jadi salah persepsi lagi,” tukasnya.
Menurutnya, masalah Covid-19 tak membutuhkan latar belakang seseorang dalam hal penemuan obatnya atau pencegahannya. Sebab yang terpenting adalah berpacu dengan waktu dalam kaitannya dengan kemanusiaan yang harus segera disembuhkan dari Covid-19.
“Saya sampaikan kita di sini tak perlu melihat apa siapa latar belakangnya apa. Yang penting orang itu temukan obat berkualitas. Lagipula ini kan masalah herbal. Enggak ada hubungannya sama IDI,” katanya. “Banyaknya tim riset dari anak bangsa, seyogyanya diberi tempat yang luas,” lanjutnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Mohammad Adib Khumaidi menjelaskan ada 2 hal yang disorot dalam kasus ini. Pertama adalah sosok Hadi Pranoto itu sendiri yang mengaku Profesor atau Ahli Mikrobiologi Klinis, kemudian konten video tersebut dinilai membuat resah dan kebohongan publik.
Menurut Adib, di kalangan dunia medis dan jaringan sesama dokter atau para ahli, nama Hadi Pranoto tidak dikenal sebagai profesor atau ahli. Tak ada namanya di dalam database IDI.
Kemudian yang kedua adalah menyoroti masalah konten. Hadi Pranoto dalam video Anji menyebutkan, bahwa obat cairan antibodi yang ditemukannya bisa menyembuhkan dan mencegah Covid-19. Padahal hingga hari ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengumumkan obat Covid-19 secara resmi. (*/jp)
Discussion about this post