pranala.co – Pengalihan akses mobilisasi pekerja menuju kompleks Pabrik Pupuk Kaltim, Bontang dari Pos 7 Lok Tuan ke Jalan NPK Pelangi, berimbas sepinya jalan tembus tersebut.
Pascapenutupan area Pos 7 Lok Tuan, pada awal 2022 lalu, warga sempat melayangkan protes karena ketakutan kehilangan mata pencaharian sebagai pedagang, baik pelaku usaha warung kelontongan maupun makanan.
Dalam pantauan lapangan awak pranala.co, di Pos 7 Lok Tuan terpasang kokoh dinding pembatas antara rumah warga dengan lokasi pembangunan kilang Soda Ash di lahan milik PT Kaltim Industrial Estate alias KIE. Persis di dekat dinding itu, terpasang plang bertuliskan dilarang melompati pagar.
Ada sekira enam rumah toko atau ruko berada di sekitar dinding pembatas itu. Dua ruko tampak tutup. Sisanya masih berjualan jajanan rumah tangga. Seperti air galon isi ulang, hingga bensin eceran.
Salah satu pedagang di Pos 7 Lok Tuan, Kupank, menyatakan saat awal wacana penutupan itu disuarakan ke publik. Ia termasuk orang yang menolak. Dia bilang, upaya itu sudah dilakukan dengan cara bertemu dengan pihak pemerintah sampai perusahaan. Sampai tiga kali pertemuan. Namun hasilnya mentok. Pos 7 tetap ditutup.
“Tidak ada sudah. Ya begini keadaannya. Saya sudah terima apa adanya. Sudah diganti rugi juga kok,” ungkap Kupang kepada pranala.co, Jumat (16/9/2022).
Dia menyebut, dirinya termasuk warga penerima manfaat CSR PT Pupuk Kaltim alias PKT. Sehingga sudah tidak keberatan lagi bila Pos 7 ditutup. Bahkan, dirinya mengaku mendapat jatah lapak ganti rugi yang berada di Pujasera Jalan NPK Pelangi. Diketahui, Selasa (13/9/2022) lalu PT PKT meresmikan Pujasera untuk 12 pedagang di Pos 7. Agenda peresmian itu dihadiri Wakil Wali Kota Bontang Najirah.
“Sekarang sudah tidak masalah, saya dapat juga jatah lapak di sana,” ujarnya.
Kupank yang juga menjabat Ketua Pujasera, menyatakan pihak perusahaan sudah mengakomodir kepentingan pedagang. Fasilitas pun diberikan fasilitas lapak yang dilengkapi CCTv, Tong Sampah, Air, Listrik. Semuanya diklaim diberikan perusahaan secara gratis. Dengan pelayanan perusahaan, ia menyatakan untuk tidak mempermasalahkan penutupan Pos 7.
Pun ia memahami, dengan perkembangan sebuah kota maka ada pihak yang dirugikan. Kerugian itu yang perlu diganti. “Air listrik gratis. Ini saya lagi ajukan WiFi. Semua difasilitasi, mereka (PT PKT) mau dengar suara kami warga terdampak,” jelas dia.
Serupa, Kiki yang juga berdagang di Pos 7 menyatakan sudah diakomodir oleh pihak perusahaan. Ia mendapatkan satu lapak di Pujasera dengan berjualan makanan dan minuman. Hanya saja, ia mengaku merugi akibat penutupan itu. Karena dagangan di warung Pos 7 milik orang tuanya, tidak ada pembeli sama sekali.
“Ini bensin aja gak ada yang beli. Karena kan diblokir jalan itu,” ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan (Sekper) PT KIE Beny Samosir menyatakan, pemberian lapak di pujasera itu berkat kerja sama antara PT KIE dan PT PKT. Sebab, merupakan salah satu perusahaan yang diklaim memiliki program melimpah untuk sektor UMKM.
“Sudah diluncurkan kemarin itu pujasera untuk pedagang,” kata dia saat dihubungi pranala.co melalui sambungan seluler.
Dari 12 lapak yang tersedia di Pujasera tersebut, kata Beny, sudah melalui verifikasi dan survei lapangan oleh tim dari PT PKT. Sehingga ia memastikan pedagang yang ada di lokasi tersebut merupakan pedagang yang terdampak dari penutupan jalan tersebut.
Meskipun, ia mengakui bila pembangunan pujasera tersebut terlambat dari rencana sebelumnya. Dikarenakan dalam proses pembangunan itu banyak menemui hambatan teknis, seperti cuaca buruk.
“Semuanya sudah disurvei sama tim mas, jadi dipastikan itu warga terdampak penutupan,” jelasnya.
Terkait pembinaan dan pengembangan usaha warga, ia menyerahkan hal tersebut ke PT PKT sebagai pilot projects dari pembangunan sarana pelaku usaha UMKM itu.
Sebagai informasi, untuk kembali menghidupkan aktivitas ekonomi Pos 7, rencananya pihak kelurahan bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat alias LPM bakal menggelar pasar malam. (*)
Discussion about this post