BAKAL pasangan calon yang berlaga di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bontang kian terlihat. Hingga saat ini dua pasang terbilang paling serius. Adi Darma-Basri Rase dan Neni Moerniaeni-Joni Muslim. Kedua pasang bakal calon sama-sama mengklaim mengantongi dukungan syarat dukungan politik dari jalur partai politik (parpol).
Sementara untuk jalur independen dipastikan tidak ada di Pilkada Bontang tahun ini. KPU Bontang juga sudah memastikan, sebab sampai tenggat waktu penyerahan dokumen dukungan calon perseorangan, Ahad (23/2/2020) 23.59 Wita, tak ada satu pun pasangan calon yang datang ke Sekretariat KPU Bontang.
Poses penyerahan salinan Berita Acara (BA) KPU Kota Bontang terkait berakhirnya masa penyerahan syarat dukungan bakal pasangan calon perseorangan pada Pemilihan Walikota dan Wawali Bontang Tahun 2020 kepada Bawaslu jua udah dilakukan.
Adi Darma dan Basri Rase disebut paling awal mengklaim memenuhi syarat dukungan politik dari jalur partai politik (parpol). Pasangan ini mengaku sudah mengantongi surat rekomendasi dari dua parpol; Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Masing-masing parpol memiliki kursi di DPRD Bontang. PKB miliki tiga orang kadernya. Sedangkan PDIP mengisi dua kursi di DPRD. Karena itu, lima kursi di DPRD telah memenuhi syarat minimal jalur partai di Pilkada Bontang.
Adi Darma, bakal calon Wali Kota Bontang mengaku jika PDIP menyetujui dirinya berpasangan dengan Basri sebagai kandidat di Pilkada Bontang. Begitu pun dengan PKB. Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar mengaku telah merestui Adi-Basri sebagai kandidat yang diusung. “Tinggal ambil SK-nya saja dari DPP,” ujar Adi belum lama ini.
Selain dukungan politik dari PDIP dan PKB, masih mungkin ada tambahan dukungan dari parpol. Sebab, partai lain disebut-sebut bakal turut serta dalam barisan Adi-Basri di Pilkada. Hanya saja, ia enggan membeberkan nama parpol tersebut.
“Kita buka komunikasi dengan yang lain (parpol). Tapi lihat saja. Sepertinya bakalan bertambah,” ungkapnya.
Bergeser ke sang petahana, Neni Moerniaeni. Sejatinya, Ketua DPD II Golkar Bontang Neni Moerniaeni masih menunggu rekomendasi parpol. Golkar Bontang mendudukkan lima orang kadernya di DPRD. Perolehan kursi ini cukup menjadi jalan mulus Neni untuk maju di Pilkada.
Belakangan, Hanura, PPP, PKS masuk dalam gerbong “besar” bersama Golkar, termasuk Nasdem yang ketua partainya, Joni Muslim ikut bursa penjaringan Bakal Calon Wakil Wali Kota Bontang yang dibuka Golkar.
Santer kabar, nama Joni Muslim menjadi salah satu kandidat kuat bakal pendamping Neni Moerniaeni menuju Pilkada Bontang. Itu juga dibenarkan Ketua DPD Golkar Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud. “Memang saat ini yang paling mencuat Pak Joni dari Nasdem, mungkin arahnya ke situ,” ucap Rudy, katanya sepekan ini.
Namun kabar tersebut, masih belum final. Sampai saat ini pun Dewan Pimpinan Pusat (DPP) belum mengeluarkan Rekomendasi dalam bentuk Surat Keputusan (SK). Dia bilang tak menutup kemungkinan nama lain. Sebab, selain Joni Muslim, dua nama lain seperti, Agus Haris dan Dasuki punya kans sama.
“Belum final, tapi dalam radar partai, untuk eksternal yang masuk, ada tiga nama, yaitu Joni Muslim, Agus Haris dari Partai Gerindra, serta Dasuki yang berlatar belakang birokrat,” jelas Rudy lagi.
Berbeda dengan Rudy Masud. Joni Muslim, Ketua Nasdem Bontang malah percaya diri jika dirinya bakal mendampingi Neni Moerniaeni, sebagai bakal calon wakil Wali Kota di Pilkada Bontang 2020 nanti.
Bahkan, dia mengklaim bakal mendeklarasikan bersama Neni Moerniaeni dalam waktu dekat. Serta, sudah melakukan persiapan deklarasi sembari menunggu SK penunjukan sebagai calon Wakil Wali Kota dari partainya, Nasdem.
“Bisa jadi bulan ini. Sementara dalam tahap penysunan tim. SK Wali Kota dari Golkar udah ada, tapi SK penunjukan Sebagai Wakil Wali Kota dari Nasdem belum ada, tapi kan cuman saya satu-satunya,” kata Joni.
Sementara dikonfirmasi soal ini, Neni Moerniaeni enggan berkomentar. Dirinya lebih banyak fokus menjalani tugasnya sebagai Wali Kota Bontang. Apalagi, masa pandemi Corona belum berakhir.
“Nanti saja, belum waktunya bahas Pilkada. Saya fokus kerja saja. Apalagi masih pandemi Covid-19,” katanya.
Perlu diketahui, nama Joni Muslim bukan kali pertama digaungkan untuk bersanding dengan Neni Moerniaeni. Masih ingat, Pilkada 2015? Joni sempat berpasangan dengan Neni. Tak lama mendeklarasikan diri maju sebagai calon wakil Wali Kota Bontang, Ketua Nasdem Bontang itu malah menyatakan mundur dari pertarungan. Rencana maju di Pilkada melalui jalur independen bersama Neni Moerniaeni buyar.
Tapi, Neni mempercayai Joni untuk mencari pengganti ideal. Tak butuh waktu lama untuk pengusaha itu mencari pengganti dirinya. Sepekan kemudian, nama Basri Rase disodorkan olehnya kepada Neni Moerniaeni untuk maju pada Pilkada 2015. Itu kenangan Pilkada lalu.
Jika menengok ketujuh parpol di atas sudah mengeluarkan SK penunjukkan. Otomatis masih ada 3 parpol belum menentukan arah dukungan. Yakni, Gerindra, PAN, dan Partai Berkarya. Ketiga parpol ini memiliki total 6 kursi di DPRD Bontang.
Rinciannya begini; Gerindra memiliki 3 kursi DPRD Bontang, PAN dua kursi, dan 1 kursi Partai Berkarya. Artinya, ketiga parpol ini bisa saja membangun koalisi untuk mengusung bakal pasangan calon di Pilkada Bontang 2020. Apakah akan ada poros ketiga?
Jika pun ada tak masalah. KPU Bontang sendiri sudah ‘meramalkan’ Pilkada Bontang bakal dilakoni 3 paslon. Itu terlihat dari pengalokasian anggaran untuk pesta demokrasi lima tahunan itu. Yakni sebesar Rp 20 miliar lewat dana hibah.
Dikonfirmasi soal ini, Agus Haris, Ketua DPC Gerindra Bontang menanggapi dingin soal wacana poros ketiga itu. Dia bilang sampai hari ini, Senin (1/6) belum ada instruksi dari Gerindra Kaltim untuk maju sebagai poros ketiga.
“Wait and see aja. Kami belum ada instruksi soal itu (poros ketiga, red.),” katanya.
Disinggung soal PKS, ‘sahabat sejati’ Gerindra yang sudah tentukan sikap mendukung Neni-Joni, Agus Haris menganggap sah-sah saja. Meski, Gerindra dan PKS sering berbarengan dalam kontestasi Pilkada, tak membuat Gerindra buru-buru mengikuti jejak PKS merapat ke Neni-Joni.
Memang, Agus bilang, Gerindra dan PKS pernah bertemu hampir dua jam di ruang pertemuan Hotel Sintuk Bontang, Senin (9/12/2019). Kala itu, dia mengembalikan formulir dalam penjaringan bacalon PKS Pilkada Bontang 2020.
Saat itu tidak ada kesepakatan tertulis, jika Partai Gerindra dan PKS sepakat membentuk poros baru di gelaran Pilkada Bontang 2020 mendatang. “Enggak ada kesepakatan membetuk poros ketiga kala itu. Hanya mengembalikan formulir saja,” jelas Wakil Ketua DPRD Bontang itu. (*)
Discussion about this post