pranala.co – Satu lagi kebanggan Bontang tercapai tahun ini. Bontang didapuk sebagai wilayah pertama di Kaltim yang menggelar lari maraton puluhan kilometer. Prestasi baru itu diraih dalam rangakaian perayaan HUT ke-23 Bontang.
Bertajuk Internasional Ultra Trail Bontang alias (BIUT), gelaran lari ini melibatkan 314 peserta. Berasal dari Kaltim, Pulau Jawa, hingga atlet mancanegara.
Mewakili penyelenggara, Ketua Asosiasi Lari Trail Indonesia (ALTI) Bontang Ahmad Bajuri, mengatakan event pertama di Kaltim ini sengaja dilakukan demi mengangkat pariwisata di Bontang. Selain, memberikan keuntungan bagi daerah tetangga alias Kutim dalam hal promosi pariwisata.
Keuntungan untuk Kutim diberikan lantaran hampir 80 persen trek maraton tersebut, masuk di wilayah yang dipimpin Bupati Ardiansyah Sulaiman tersebut.
“Sekali bergerak, dua wilayah ini diberikan keuntungan. UMKM akan diberikan keuntungan dari kegiatan ini. Itu tujuan utama digelarnya event ultra trail ini,” kata Bajuri, saat menggelar konferensi pers di Hotel Equator, Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara, Sabtu (15/10/2022).
Lebih lanjut dia membeberkan, sebanyak tiga peserta berasal dari luar negeri. Yakni Amerika, Jepang dan Jerman. Yang mana keseluruhan peserta, telah memiliki pengalaman lari maraton hingga 100 kilometer.
Sebanyak 314 peserta didatangkan penyelenggara. Mayoritas peserta berasal dari luar Bontang. Bahkan dari luar Kaltim. Seperti Jabar, Jateng, Jatim, hingga Jakarta.
“Ini kesempatan kita perkenalkan kekayaan budaya Bontang,” ujar dia.
Atas event ini, dia menyebut tidak perlu lagi pegiat olahraga ultra trail menunggu event di pulau Jawa. Karena kini hadir di Kaltim dan perdana di Bontang.
Sementara itu, terkait teknis lomba lari ini dijelaskan Wakil Ketua Panitia BIUT Lukman. Dia menerangkan, lomba lari ultra trail, bakal mengelilingi beberapa titik destinasi wisata di Bontang dan Kutim. Baik yang masih liar, maupun yang telah dihuni penduduk.
Jarak Ditempuh Dibagi 3 Kategori
Adapun jarak tempuh, dibagi jadi tiga kategori. Mulai jarak 12 kilometer, 21 kilometer, hingga 60 kilometer. Seluruh jarak itu berlaku bagi peserta laki-laki dan perempuan. Pukul 05.00 dini hari esok, peserta bakal memulai start. Pelari pertama bakal dibuka oleh peserta dengan jarak 60 kilometer.
“Maksimal, untuk jarak 60 kilometer itu tempuh waktu 14 jam. Untuk finish kembali di Hotel Equator,” terang Lukman.
Demi menjaga keamanan dan keselamatan pelari, panitia telah mengajurkan peserta untuk memiliki alat keselamatan. Mulai dari senter kepala dan baterai cadangannya, sepatu khusus trail, celana dan kaos khusus lari non-katun, survival blanket, peluit, telepon genggam, jaket anti air, vest hidrasi, obat pribadi, hingga energy bar.
Pun peserta disyaratkan untuk memiliki pengalaman lari sesuai jarak yang telah ditentukan. Demi memastikan kesiapan fisik peserta. Serta tiap peserta telah diminta untuk melakukan medical check-up alias MCU terlebih dahulu.
“Demi memastikan keselamatan peserta, kami menyiapkan 7 water-stasiun untuk peserta. Bisa dipakai untuk istirahat juga,” jelas dia.
Selain itu, pihak penyelenggara juga memastikan keamanan dari internal. Melibatkan institusi TNI/Polri sebanyak 51 personel. Ditambah dengan warga setempat yang bersiaga untuk mengamankan peserta.
Selain itu, dalam hal medis. Penyelenggara juga menyiapkan tenaga media yang berasal dari RS PKT, RSIB dan Puskesmas BU 2. Bila terdapat peserta yang alami cedera, maka akan segera dirujuk ke RS PKT yang diyakini memiliki alat medis yang memadai.
“Agar segi keselamatan makin siap, lari ini sudah dijamin asuransi dari Jasaraharja,” terangnya.
Pelari Jerman Pertama Kali Datang ke Kaltim
Dari tiga kelas yang dilombakan, peserta bakal mendapat hadiah paling besar senilai Rp 15 juta. Masing-masing kelas akan diambil 25 pemenang.
Sementara itu, salah seorang peserta kelas 60 kilometer asal Jerman, Thimo Kilberth menyatakan sengaja datang ke Kaltim untuk mengenali Borneo (sebutan lain Kaltim) lebih dekat.
Sehingga dipastikan ini merupakan pengalaman perdananya menginjak tanah adat Borneo. “Saya tinggal di Bali. Tapi ini perdana ke Kalimantan. Saya penasaran dengan wilayah ini,” ungkap Thimo dengan bahasa Indonesia.
Bermodalkan pengalaman keliling event lomba lari maraton hingga 100 kilometer, membuat dirinya yakin bisa menaklukkan arena yang disediakan penyelenggara. Bahkan, ia sudah menyiapkan fisik sejak sepekan lalu. Dengan melakukan istirahat total dan makan makanan bergizi demi menjaga fisiknya.
“Saya terakhir ikut di Malang 100 kilo, mudahan tantangan di Kaltim bisa saya taklukkan,” sebutnya.
Diketahui, seluruh peserta sudah berada di Bontang. Mengisi setiap penginapan dan hotel yang ada di Kota Taman.
Discussion about this post