pranala.co – Pasokan air bersih masih menjadi masalah di Kutai Kartanegara (Kukar), terutama di wilayah yang berada di daerah hulu Sungai Mahakam. Data Pemkab setempat menyebut, masih ada 21 persen warga belum menikmati air bersih.
Salah satunya di Kecamatan Kembang Janggut. Di sana, tujuh desa belum menikmati air bersih. Penduduk pun terpaksa menggunakan air sungai untuk kepentingan mandi, mencuci, hingga memasak.
Hal tersebut diungkapkan Camat Kembang Janggut Tego Juwono dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Peningkatan Layanan Air Bersih dan Pengelolaan Sampah di Gedung Serbaguna Kantor Bupati Kukar.
Camat Tego mengungkapkan, dari hasil pendataan pihak kecamatan, kesulitan air bersihdialami masyarakat di 7 desa. Penduduk terpaksa mengandalkan aliran air sungai tanpa diolah atau disterilkan.
“Ada sekitar tujuh desa yang belum nikmati air bersih. Karena itu, sangat dibutuhkan adanya Instalasi Pengolahan Air (IPA) karena sumber airnya sudah ada yakni di Desa Pulau Pinang,” jelasnya dikutip dari laman Pemkab Kukar, Senin (01/8/2022).
Selain persoalan air bersih, Tego juga mengeluhkan masalah pengelolaan sampah. Pasalnya, hingga saat ini belum ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kembang Janggut. Untuk itu, dirinya berharap pembangunan TPA yang sudah direncanakan pemerintah bisa segera terealisasikan.
“Kalau rencana kita, satu TPA di pusat kecamatan, satu lagi di Kembang Janggut Seberang dan satu TPA lagi di wilayah Kembang Janggut Hulu,” jelas pungkas Tego.
Menanggap keluhan tersebut, Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah memerintahkan instansi terkait untuk memetakan persoalan sampah dan TPA. Menurut dia, Pemkab sudah merencanakan pembangunan TPA di tujuh kecamatan.
Sedangkan untuk akses air bersih, Edi mengakui jika 21 persen masyarakat Kukar belum terlayani. Dia menargetkan, persoalan tersebut sudah bisa diatasi paling lambat 2023 mendatang. **
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post